ZAHRA 'ILMA ZAIDAN (3)
(Bagian Terakhir dari Tiga Tulisan)
Esoknya, Sabtu tanggal 4 Februari, sebuah pengajian diadakan di rumah orantua saya di jalan Srigunting Raya. Mengundang tetangga dan kerabat dekat, semakin banyaklah harapan dan do’a yang tercurah untuk Zahra. Sang Ustadzah yang kami undang adalah kerabat dekat kami juga, Hj. Rd. Rokayah Syarief (saat ini beliau dipercaya menjadi ketua umum PP Persistri).
Menariknya, dalam pengajian yang didominasi oleh kaum perempuan itu, beliau pun membahaskan makna nama anak kami. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, tentu pemaknaannya menjadi semakin lengkap.
Katanya, Zahra itu berarti bunga, namun bukan sembarang bunga. Zahra adalah bunga yang sangat istimewa. Tak heran Rasulullah SAW memberikan sebutan pada putri tercintanya dengan Az-Zahra. ‘Ilma itu artinya bukan ilmu, begitu katanya. ’Ilma lebih cenderung pada pengertian. Pengertian inilah yang kelak akan melahirkan hikmah. Sedangkan Zaidan berarti bonus kebaikan. Jadi, kata Amih – begitu biasanya kita memanggil beliau – makna nama “ZAHRA ‘ILMA ZAIDAN” adalah “Kembang soca keur nu jadi Indung Bapana nu pinuh ku rupi-rupi pengertian, tur meunang loba bonus kahadean.”
Redaksi aslinya memang dalam bahasa Sunda. Kira-kira kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia, pengertiannya begini: “Bunga yang penuh dengan berbagai pengertian dan pengetahuan serta mendapatkan banyak bonus kebaikan.” Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.” Mudah-mudahan Allah merestui harapan yang disematkan lewat nama ini.
Kini, saya menjadi seorang Abah bagi anak saya. Katanya, sebagai seorang laki-laki saya sudah memiliki segalanya. Padahal, sebagai Abah, saya masih ditunggu oleh kewajiban menjaga amanat Allah ini ke depannya.
Tugas pertama memang selesai, namun itu berarti tugas lainnya dimulai. Kisah perjalanan anak ini, sedikit banyak adalah tanggung jawab saya. Ialah yang menuntut saya di akhirat kelak ketika saya gagal memberikan didikan padanya, ketika saya gagal memperkenalkan Tuhan padanya. Ia pula yang akan membantu saya, memberikan tabungan pahala tak terputus ketika ia menjadi anak yang shalehah, berbakti kepada Tuhan dan menjadi jalan kebaikan.
Berat memang tanggung jawab yang saya emban itu, namun ‘kontrak’ itu sudah saya ambil. Saya tidak bisa mundur lagi, yang bisa saya lakukan hanyalah berdo’a dan berusaha (arte et labore). Belajar dan terus belajar membesarkannya seraya berharap Ridla Allah senantiasa menyertai kami. Amiin.
Well, akhirnya, Selamat datang ke dunia ini ZAHRA ‘ILMA ZAIDAN. Kami semua mengharapkanmu tumbuh besar, berkembang dan memberikan kebaikan bagi semua. Seperti tersemat dalam namamu, semoga engkau menjadi bunga, yang harum karena engkau penuh dengan pengetahuan dan pengertian serta mendapatkan dan memberikan banyak manfaat dan kebaikan.
Welcome to the world our precious daughter, May Allah be with You, always.
-Peluk cium dan do’a teriring
dari Abah dan Ambu
yang selalu menyayangimu-