5 senang 1 kesal
(harusnya diposting 6 hari yang lalu, tapi... tak apalah)
Saya senang sekaligus kesal.
Saya senang karena besok libur, lusa libur, besoknya lusa libur dan besoknya besoknya lusa libur juga. Total libur – dengan catatan dihitung dengan hari yang seharusnya libur (Sabtu dan Minggu) – adalah 4 hari.
Terus terang libur panjang ini membuat saya senang lima kali lipat. Pertama, saya senang karena libur ini memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang Abah bagi anak pertama saya. Ya, saya berniat menghabiskannya dengan bersenang-senang sepanjang hari: mengasuh, bermain, mengurusi dan bercengkrama dengan our little baby, the precious Zahra.
Yang kedua, menjalankan hobby: bermain sepakbola. Soal itu, nyambung sama yang ketiga, berkumpul dengan karib-karib semasa kuliah. Sepakbola itu saya lakukan dengan mereka.
Biarpun futsal, biarpun nafas kita tak sekuat dulu, biarpun larinya juga tambah lamban, atau gerakan yang tak segesit dan selincah semasa jaya, tak urung kami bakal menikmati kembali permainan sepakbola yang menggairahkan.
Selain itu, waktu berharga berkumpul bersama karib, jelas sangat bernilai. Kapan lagi kami bisa punya waktu luang bersamaan selain di weekend esok?
Keempatnya, saya senang karena saya punya banyak waktu untuk kembali menata diri. Belakangan saya merasa iman saya turun. Mudah saja menyadarinya, saat kita merasa banyak masalah. Ini yang penting, mencoba berefleksi dan menjadikan momen libur ini untuk berintrospeksi, berusaha menjadikan segala sesuatunya lebih baik. Mudah-mudahan saja ada hasilnya. Amiin.
Kelima, saya senang karena hari ini hari gajian. Hari gajian, di balik segala sukacitanya, ternyata mengandung jebakan yang menderitakan: Kecenderungan untuk berfoya-foya! Mentang-mentang gajian, makan siang pun jadi belagu, kepengennya di mall yang ada food courtnya. Harganya, minimal 25 ribu bakal berkurang dari saldo yang baru saja kita terima di rekening payroll.
Alhamdulillah, saya berhasil melewati jebakan itu. Nafsu makan siang yang menggelora itu berhasil dikendalikan melalui warung nasi teh Nyai dengan menu seadanya. Ini bukan kikir atau kopet, hanya saja, kejadian tadi pagi, ketika buruh-buruh industri di kawasan Leuwi Gajah ini memutuskan untuk menolak Revisi UU Tenaga Kerja.
Alhasil sang pemilik warung nasi sebelah pabrik tak berani ambil resiko untuk masak banyak-banyak. Toh, yang belinya tak sepersepuluh dari yang biasa mengunjungi warung itu. Saya senang karena gajian, dan lebih senang karena bisa lolos dari jebakan bernama “foya-foya di hari gajian.”
---
Tapi saya kesal. Tadi pagi, Juventus, tim yang saya jagokan sejak dari saya ABG, remuk dibantai Arsenal 2-0 di Higburry. Permainan yang buruk, kekurangan stamina dan absennya beberapa pemain inti harus dibayar dengan kekalahan yang buruk plus absennya beberapa pemain pilar di leg kedua perempatfinal Liga Champion 2005-2006.
Biarpun Capello yakin kalau timnya bisa menang di Delle Alpi pekan depan, tapi saya tak berani menjagokan kalau Juventus bakal lolos. Makanya, saat tadi pagi saya sedikit ber-kaul, kalau ternyata nanti Juventus bisa membalas dan lolos ke semifinal, saya bakal cukur rambut. Kita lihat saja nanti.
1 Comments:
Gak jadi potong rambut kan? Hehehehe...
Maafkan saya tidak jadi datang libur kemaren silam. Mudah2an dapat saya tebus di kesempatan yang akan datang.
8:51 PM
Post a Comment
<< Home